Karena perubahan kondisi atmosfer dan meningkatnya permintaan untuk kendaraan listrik (Electric Vehicles), Indonesia menuju pada adopsi Mobil Listrik.
Di sisi lain, Indonesia semakin berkembang dalam segala aspek pertumbuhan ekonomi. Hal ini memiliki dampak langsung pada sumber daya alam yang digunakan di sebagian besar sektor transportasi. Ketika ada lebih banyak konsumsi bahan bakar fosil maka hal ini menyebabkan peningkatan emisi CO2 yang menyebabkan berbagai masalah terkait atmosfer.
Menurut sebuah studi “Kendaraan Listrik di Indonesia: Jalan Menuju Transportasi Berkelanjutan”, ditemukan bahwa 46% orang Indonesia sadar akan Ukuran Mobil Listrik serta ketersediaannya. Namun, mereka percaya bahwa infrastruktur yang memadai diperlukan untuk mengadopsi Mobil Listrik.
Ada produsen mobil terkenal yang bekerja di bidang ini seperti Tesla dan BMW. Anda dapat melihat model mereka yaitu Tesla Model 3 oleh Tesla Vehicle Manufacturers dan BMW i3S oleh BMW. Bandingkan kinerja, keamanan, kenyamanan, dan berbagai spesifikasi penting lainnya. Tidak dapat dihindari bahwa para pemain besar akan masuk untuk membangun Merek mereka untuk memproduksi Mobil Listrik.
Pemerintah Indonesia juga mengambil berbagai inisiatif untuk adopsi kendaraan listrik di Indonesia. Pemerintah juga memberikan subsidi kepada pembeli kendaraan listrik untuk meningkatkan kesadaran di antara masyarakat Indonesia.
Berbagai skema insentif juga bekerja untuk memaksimalkan penggunaan kendaraan listrik, sebagai hasilnya, Pemerintah juga memberikan pengurangan pajak kepada produsen kendaraan listrik.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto, mengharapkan bahwa pada tahun 2025, total penjualan kendaraan listrik setidaknya mencapai 20 persen dari total penjualan kendaraan domestik. Ini menunjukkan bahwa masa depan kendaraan listrik akan tumbuh di masa mendatang. Lebih banyak pemain internasional akan masuk untuk mendirikan pabrik manufaktur kendaraan listrik.
Namun, ada berbagai tantangan di Pasar Kendaraan Listrik di Indonesia seperti kekhawatiran jangkauan di antara pembeli, kurangnya performa tinggi, perhatian konsumen, ketersediaan stasiun pengisian daya, dll. Jadi, untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah harus berpartisipasi dalam 3 tahap Komunikasi Interpersonal (memulai, menarik, meningkatkan) di antara warga Indonesia untuk adopsi kendaraan listrik yang sukses.