AS Menampar Tarif Timbal Balik pada 185 Negara Termasuk Indonesia
Amerika Serikat (AS) telah memberlakukan kebijakan tarif timbal balik terhadap 185 negara, termasuk Indonesia. Indonesia, berdasarkan kebijakan ini, membayar tarif impor sebesar 32%. Tarif ini diberlakukan untuk mencerminkan tarif yang dikenakan oleh masing-masing negara atas produk AS-oleh karena itu dinamakan tarif timbal balik.
Mekanisme perdagangan ini menjamin perlakuan yang sama, namun tidak setiap negara merasakan dampaknya dengan cara yang sama. Industri otomotif Indonesia sepertinya tidak merasakan dampaknya.
Gaikindo: Tidak Ada Dampak Langsung padaIndustri Otomotif Indonesia
Industri otomotif dalam negeri Indonesia tidak memiliki dampak langsung dari kebijakan tarif AS, kata Kukuh Kumara, Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Otomotif Indonesia (Gaikindo).
Kami tidak terpengaruh, karena kami tidak mengimpor kendaraan Completely Built-Up (CBU) dari Amerika,’ jelas Kukuh kepada kompas.com pada hari Rabu (9 April 2025).
‘Anggota kami tidak mengimpor dari AS, dan kalaupun ada kegiatan impor, tidak dilakukan oleh anggota kami,’ jelasnya.
Tidak Ada Aktivitas Ekspor ke Amerika Serikat
Kukuh lebih lanjut mencatat bahwa Indonesia juga tidak mengekspor kendaraan ke AS.
‘Kami telah mengekspor ke 93 negara, tetapi tidak ke Amerika Serikat. Saat ini ekspor kita ke Amerika Utara diarahkan ke Meksiko,’ jelasnya.
Ia menambahkan, bahan baku yang digunakan industri otomotif tidak bersumber dari AS, sehingga dampak kebijakan ini semakin tidak signifikan.
Baca juga: China Menaikkan Harga Mobil Mewah AS hingga 200% Setelah Tarif Trump
Pergeseran Tren Impor dan Pertumbuhan Manufaktur Lokal

Kukuh mencontohkan, impor langsung terakhir Indonesia dari AS adalah pada saat General Motors (GM) masih hadir di tanah air. GM menutup pintunya sekitar tahun 2005-2006, dan tidak ada impor langsung sejak saat itu.
Industri ini sejak saat itu mengalami pergeseran:
- China telah menjadi kekuatan dominan dalamimpor mobil CBU Indonesia.
- Beberapa pemain China melakukan investasi di pabrik dalam negeri, dengan pabrik yang sedang dikembangkan di Karawang dan di tempat lain.
Jepang Dominasi Pasar Mobil Indonesia
Meski dengan meningkatnya minat dari China, jalanan Indonesia tetap didominasi oleh merek Jepang.
‘88% kendaraan yang melintas di jalan-jalan di Indonesia adalah merek Jepang,’ kata Kukuh.
‘Namun, sebagian besar memiliki kandungan lokal yang tinggi, artinya sebagian besar dibuat di Indonesia.’
Key Highlights
- U.S. levies reciprocal tariffs on 185 nations; Indonesia’s is 32%.
- Gaikindo assures no direct effect on Indonesia’s automotive industry.
- Indonesia exports or imports no CBU cars to/from the U.S.
- Exports to North America concentrate on Mexico, rather than the U.S.
- China-bound car imports rise, with factories being built.
- Market leadership belongs to Japan; 88% of Indonesia’s cars are made locally with high Japanese content.
Baca juga: Pemerintah Rencanakan Bonus Lebaran Tahunan & Perlindungan Bagi Pengemudi Ojol
Kesimpulan: Dampak Ekonomi Minimal pada Industri Otomotif
Meskipun kebijakan tarif timbal balik AS memiliki implikasi yang lebih luas pada perdagangan internasional, industri otomotif Indonesia tidak banyak terpengaruh karena perdagangan langsung dengan AS hanya sedikit dan penekanan kuat pada produksi dalam negeri dan ekspor regional.